Subhishine Site
Rubrik : Nice Words
Sesal itu...Takkan Mengubah yang Terjadi
2010-01-18 15:07:06 - by : admin

Baca, resapi dan renungkan..apa yang kamu dapat?..tanyakan pada dirimu..


 


 



Semuanya itu
disadari Andi pada saat dia termenung seorang diri, menatap kosong keluar
jendela rumahnya. Dengan susah payah ia mencoba untuk memikirkan mengenai
pekerjaannya yang menumpuk. Semuanya sia-sia belaka.


 


Yang ada dalam pikirannya
hanyalah perkataan anaknya Nita di suatu sore sekitar 3 minggu yang lalu. Malam
itu, 3 minggu yang lalu Andi membawa pekerjaannya pulang. Ada rapat umum yang
sangat penting besok pagi dengan para pemegang saham.


 


Pada saat Andi
memeriksa pekerjaannya, Nita putrinya yang baru berusia 4 tahun datang
menghampiri, sambil membawa buku ceritanya yang masih baru. Buku baru bersampul
hijau dengan gambar peri. Dia berkata dengan suara manjanya, "Papa
lihat!" Andi menengok kearahnya dan berkata, "Wah, buku baru
ya?" "Ya Papa!" katanya berseri-seri, "Bacain dong!"
"Wah, Ayah sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh", kata Andi
dengan cepat sambil mengalihkan perhatiannya pada tumpukan kertas di depan
hidungnya.


 


Nita hanya
berdiri terpaku disamping Andi sambil memperhatikan. Lalu dengan suaranya yang
lembut dan sedikit dibuat-buat mulai merayu kembali "Tapi mama bilang Papa
akan membacakannya untuk Nita". Dengan perasaan agak kesal Andi menjawab:
"Nita dengar, Papa sangat sibuk. Minta saja Mama untuk membacakannya".
"Tapi Mama lebih sibuk daripada Papa" katanya sendu. "Lihat
Papa, gambarnya bagus dan lucu." "Lain kali Nita, sana! Papa sedang
banyak kerjaan."


 


Andi berusaha
untuk tidak memperhatikan Nita lagi. Waktu berlalu, Nita masih berdiri kaku
disebelah Ayahnya sambil memegang erat bukunya. Lama sekali Andi mengacuhkan
anaknya. Tiba-tiba Nita mulai lagi "Tapi Papa, gambarnya bagus sekali dan
ceritanya pasti bagus! Papa pasti akan suka". "Nita, sekali lagi Ayah
bilang: Lain kali!" dengan agak keras Andi membentak anaknya.


 


Hampir menangis Nita
mulai menjauh, "Iya deh, lain kali ya Papa, lain kali". Tapi Nita
kemudian mendekati Ayahnya sambil menyentuh lembut tangannya, menaruh bukunya
dipangkuan sang Ayah sambil berkata "Kapan saja Papa ada waktu ya, Papa
tidak usah baca untuk Nita, baca saja untuk Papa. Tapi kalau Papa bisa, bacanya
yang keras ya, supaya Nita juga bisa ikut dengar".


 


Andi hanya diam.
Kejadian 3 minggu yang lalu itulah sekarang yang ada dalam pikiran Andi. Andi
teringat akan Nita yang dengan penuh pengertian mengalah. Nita yang baru
berusia 4 tahun meletakkan tangannya yang mungil diatas tangannya yang kasar
mengatakan: "Tapi kalau bisa bacanya yang keras ya Pa, supaya Nita bisa
ikut dengar". Dan karena itulah Andi mulai membuka buku cerita yang diambilnya,
dari tumpukan mainan Nita di pojok ruangan.


 


Bukunya sudah
tidak terlalu baru, sampulnya sudah mulai usang dan koyak. Andi mulai membuka
halaman pertama dan dengan suara parau mulai membacanya. Andi sudah melupakan
pekerjaannya yang dulunya amat sangat penting. Ia bahkan lupa akan kemarahan
dan kebenciannya terhadap pemuda mabuk yang dengan kencangnya menghantam tubuh
putrinya di jalan depan rumah. Andi terus membaca halaman demi halaman sekeras
mungkin, cukup keras bagi Nita untuk dapat mendengar dari tempat
peristirahatannya yang terakhir. Mungkin...


 


JANGAN JADIKAN DIRI ANDA SEPERTI ANDI, SAAT
SEMUANYA TERJADI,PENYESALAN SUDAH SANGAT TERLAMBAT...... LAKUKAN SESUATU
SEBELUM ANDA TERLAMBAT UNTUK MENYADARINYA, BERIKANLAH KEBAHAGIAAN BAGI MEREKA
YANG ANDA CINTAI. APAKAH ANDA BENAR-BENAR MENCINTAI MEREKA?


 

Subhishine Site : http://subhishine.freehostia.com/shine
Versi Online : http://subhishine.freehostia.com/shine/?pilih=news&aksi=lihat&id=56